Film Dari Miskin Jadi Kaya

Film Dari Miskin Jadi Kaya

Baca: Amsal 30:7-14Jangan berikan kepadaku kemiskinan atau kekayaan. Biarkanlah aku menikmati makanan yang menjadi bagianku. (Amsal 30:8)Bacaan Alkitab Setahun: Wahyu 17-18

Mungkin tidak ada orang yang mau miskin, tetapi pasti banyak yang mau hidup menjadi kaya. Ada banyak penyebab seseorang menjadi miskin atau kaya, entahkah kemalasan dan kerajinan, kebebalan dan kepandaian, atau kejujuran dan kecurangan, tetapi semuanya tidak pernah lepas dari izin Tuhan. Agur bin Yake dalam amsalnya menuliskan hal yang penting dalam permohonannya kepada Tuhan, yaitu jangan memberikan kepadanya kemiskinan atau kekayaan. Meminta jangan diberi kemiskinan adalah hal biasa, tetapi mengejutkan bahwa ia juga meminta jangan diberi kekayaan. Mengapa tidak miskin, tetapi juga tidak kaya? Baginya, ternyata baik kemiskinan maupun kekayaan bisa membawa masalah dan risiko yang berbahaya. Adalah luar biasa ketika ia menyatakan bahwa biarkan ia bisa menikmati makanan yang Tuhan berikan. Tanpa rasa syukur, kekayaan bisa membuat seseorang menyangkal Tuhan. Kekayaan seolah-olah hasil kerja semata sehingga seseorang tidak lagi memerlukan Tuhan dan ia bebas melakukan banyak hal dengan kekayaannya. Sebaliknya, tanpa rasa syukur, kemiskinan bisa membuat seseorang mencuri dan mencemarkan nama Tuhan. Di sekitar kita, tentu kita bisa melihat orang-orang baik yang begitu miskin maupun yang begitu kaya. Tidak jarang hal itu menjadi masalah. Tuhan mengizinkan baik anak-anak-Nya miskin atau kaya. Marilah kita belajar bersyukur dan menikmati apa yang Tuhan berikan, entah kemiskinan entah kekayaan. Itulah yang menjauhkan kita dari penyangkalan dan pencemaran nama Tuhan.

—ANT/www.renunganharian.net

KEMISKINAN ATAU KEKAYAAN BUKAN MASALAHNYA,TETAPI KESANGGUPAN UNTUK BERSYUKUR ITULAH MASALAHNYA

Anda diberkati melalui Renungan Harian?Jadilah berkat dengan mendukung pelayanan kami.Rek. Renungan Harian BCA No. 456 500 8880 a.n. Yayasan Gloria

TRIBUNTERNATE.COM - Berikut salah satu rekomendasi film Indonesia bergenre drama komedi, Orang Kaya Baru (2019).

Film Orang Kaya Baru digarap oleh sutradara kenamaan Tanah Air, Ody C. Harahap.

Film garapan Ody C. Harahap ini telah tayang di bioskop pada 24 Januari 2019 lalu.

Adapun pemain utama dalam film ini adalah Cut Mini, Lukman Sardi, Raline Shah, Derby Romero, dan Fatih Unru.

Orang Kaya Baru (2019)

Film Orang Kaya Baru bercerita tentang kehidupan sebuah keluarga dengan ekonomi pas-pasan.

Keluarga itu terdiri dari Bapak (Lukman Sardi), Ibu (Cut Mini), Tika (Raline Shah), Duta (Derby Romero), dan Dodi (Fatih Unru).

Mereka hidup dengan ekonomi seadanya.

Walaupun memiliki ekonomi sulit, mereka selalu senang saat bersama keluarga.

Namun, saat keluar dari rumah mereka mendapatkan ujian masing-masing.

Baca juga: Rekomendasi Film Drama, Cinta Bete (2021) Kisahkan Pergolakan Hidup Seorang Gadis Remaja NTT

Baca juga: Rekomendasi Film Drama Musikal, The Box (2021) Hadirkan Chanyeol EXO sebagai Pemeran Utama

Baca juga: Rekomendasi Film Aksi Korea: Ashfall (2019), Letusan Gunung Sebabkan Bencana di Semenanjung Korea

Menyandang status sebagai anak dari keluarga pas-pasan Tika, Duta, dan Dodi selalu mendapatkan kesulitan.

Tika selalu mendapatkan sindiran teman kampusnya karena tak memiliki gadget mahal.

Duta mendapatkan kesulitan untuk menggelar acara teater.

Hingga Dodi yang selalu diejek temannya karena memiliki sepatu sekolah tak layak pakai.

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

"Yang kaya semakin kaya dan yang miskin semakin miskin" adalah pepatah yang kemungkinan pertama kali diungkapkan oleh Percy Bysshe Shelley dalam esainya A Defence of Poetry (1821, tidak diterbitkan sampai tahun 1840). Dalam esai tersebut dia menulis: "To him that hath, more shall be given; and from him that hath not, the little that he hath shall be taken away. The rich have become richer, and the poor have become poorer; and the vessel of the State is driven between the Scylla and Charybdis of anarchy and despotism."[1]

"To him that hath" dst. adalah referensi ke Matius 25:29 (perumpamaan talenta, lihat juga efek Matius). Pepatah tersebut umumnya diungkapkan dengan berbagai variasi kata-kata, untuk merujuk pada efek kapitalisme pasar bebas yang menghasilkan kesenjangan berlebih.

Maraknya judi online kian meresahkan masyarakat. Pasalnya, permainan berbasis internet ini menyebabkan banyak kerugian. Mulai dari banyak utang sampai bisa menjadikan miskin pelakunya.

Hal ini disampaikan oleh Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira. Menurut dia bukannya bikin kaya raya, judi online justru bisa memiskinkan pelakunya. Saat terdesak pelaku bisa mencari jalan pintas untuk mendapatkan uang dengan cepat, seperti pinjaman online.

"Keterkaitan antara judi online dengan pinjaman online khususnya yang ilegal. Ketika utang sudah menumpuk, maka pelaku judi online sudah jatuh tertimpa tangga. Bukannya kaya, judi online bisa memiskinkan pelakunya," ujarnya kepada detikcom, Minggu (24/9/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hal ini juga disetujui oleh Perencana Keuangan dari Advisors Alliance Group Indonesia Andy Nugroho. Menurutnya, sekali berhasil memenangkan judi online, pelaku akan penasaran dan ingin mendapatkan kemenangan yang lebih besar. Akibatnya, uang yang seharusnya diperuntukkan untuk kebutuhan lain menjadi habis untuk bermain judi.

"Dan bahkan tidak jarang harus menjual aset atau berutang untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya serta keinginannya untuk berjudi tersebut," imbuhnya.

Dia menjelaskan judi online menjadi marak di Indonesia karena bisa menjadi jalan pintas untuk mendapatkan uang. Belum lagi akses perjudian yang semakin modern dan memanfaatkan ruang digital.

"Sebenarnya kegiatan perjudian sendiri sudah sangat lama ada di Indonesia dalam berbagai bentuk di masyarakat dan kadang diselimuti dengan kegiatan lainnya. Mulai dari berupa bermain kartu, sabung ayam, pertandingan bola, sampai yang terang-terangan seperti togel. Judi online sendiri merupakan bentuk modernisasi dan digitalisasi dari perjudian itu yang memanfaatkan platform digital menjadi sangat marak," imbuhnya.